Lubuklinggau, Wartakitanews.com – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Pemuda Anti Korupsi (GEPAK) meragukan kualitas pekerjaan peningkatan kapasitas jalan lingkar utara Kota Lubuklinggau, dari pantauan pihaknya mensinyalir pelaksanaan peningkatan kualitas bahu jalan sriwijaya lingkar utara kota setempat mengalami kekurangan komposisi material.
“Saat ini kondisi dilapangan perbaikan bahu jalan lingkar utara dengan jenis pengerjaan cor beton ready mix itu, telah mengalami keretakan padahal belum lama rampung dikerjakan. Kita menduga bahwa komposisi material telah dikurangi oleh pelaksana, karena jika komposisi material readymix cukup sulit cor beton dapat mengalami keretakan seperti saat ini,” Ujar Heru Kurniawan, SP Ketua LSM GEPAK pada wartawan (20/10).
Diceritakan Heru bahwa, cor beton instan (Readymix Concrete) adalah salah satu material yang wajib ada pada sebuah konstruksi bangunan bersekala menengah keatas. Beton Readymix memang sudah umum digunakan untuk proyek-proyek pembangunan seperti, pembangunan jembatan, jalan raya, jalan tol dan yang lainnya. Untuk campuran jenis material pada Readymix Concrete (Cor Beton Ready Mix) ini terdiri dari beberapa material khusus, seperti jenis material pasir hitam, krikil/split, semen, air, fly ash dan Additive. Jika keenam material ini kurang , tidak menutup kemungkinan maka kualitas cor beton sendiri tidak akan bertahan lama.
“Pasir sendiri jenis material yang memegang peranan penting, karena hampir 60 persen komposisi Ready Mix adalah pasir hitam. Begitu juga krikil/split, air, fly ash atau abu batu bara, Additive yakni cairan pengeras dan yang paling penting selain dari kesemua material diatas adalah semen, sebab sabaik apapun kualitas material pasir dan split dan sebagainya tentu tidak akan mengeras tanpa dicampuri dengan Semen. Nah kami menduga bahwa telah terjadi kecurangan dan pengurangan material terhadap proyek peningkatan jalan lingkar utara, ” tegasnya.
Diapun meminta pihak terkait dalam hal ini dinas pu untuk benar-benar melakukan kroscek dan melakukan pengujian laboratorium terhadap pengerjaan proyek itu, apa bila tidak sesuai OPD penanggungjawab harus membongkar readymix pada bahu jalan lingkar utara yang telah dikerjakan kontraktor.
“Patut diduga rekanan mengunakan readymix jenis “K” yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam RAB, hal Itu bisa jadi kalau melihat adanya beberapa keretakan bahu jalan diluar faktor alam semacam tanah turun atau bergeser, bahkan tidak menutup kemungkinan komposisi meterial readymix itu ada yang dikurangi, hingga mengakibatkan kerusakan seperti saat ini,” Cetusnya.
Diapun menambahkan, agar pihak OPD terkait bahkan hingga kepala dinas diharapkan jangan hanya menerima hasil pekerjaan tanpa melihat croscek dilangsung lapangan, sebab dia menilai anggaran yang dipergunakan menyangkut uang negara. Diapun mengkhawatirkan kontruksi jalan belum sampai setahun sudah mengalami kerusakan kembali dan terkesan hanya menghabiskan APBD.
“Mengingat animo masyarakat melitasi jalan lingkar utara sangatlah tinggi setiap harinya, sepatutnya kualitas pekerjaan harusla diutamakan,” Pungkasnya.
Sementara itu Pahni, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU dan Penataan Ruang Pemkot Lubuklinggau saat dimintai tanggapannya melalui via WhatsApp, mengenai kondisi fisik pekerjaan peningkatan baju jalan lingkar utara itu bel memberikan jawaban.
Untuk diketahui satuan kerja proyek ini iyalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Lubuklinggau, sedangkan sebagai pelaksana yakni CV ADITIYA MAHARDIKA KARYA dengan nilai kontrak mencapai Rp.9,9 Miliyar lebih yang di danai oleh APBD daerah setempat.(RUDI TANJUNG).